Kamis, 24 November 2011

INGIN MERAJAI DIRI (1 MUHARAM 1433 H)

SELAMAT TAHUN BARU 1 MUHARAM 1433 H
Tidak terasa waktu terus berjalan dan akhirnya sampai pula kita ke tahun baru islam 1 muharam 1433 h. Yang namanya hidup terus berjalan entah sampai kapan kita tidak tahu hanya Allah swt yang mengatur semua yang ada di dunia ini.
Ditahun baru islam ini semoga kita mendapatkan semangat hijrahnya nabi muhammad saw menginspirasi kita smua untuk hijrah ke arah yang lebih baik lagi dan berguna serta bermamfaat bagi orang-orang di sekitar kita.

Selama ini telah banyak membikin dosa
Tidak tahu dosa apa saja telah di perbuat
Tetapi hati sangatlah takut.....
Dari murkanya sang kholik yang maha segalanya

Banyak kekurangan yang telah terjadi
Banyak kecurangan yang tak terpahami
Ya allah...Ya rabb... Ampunilah dosa hamba
Hamba tak bisa apa-apa tampa-MU
Hanya kepada-MU tempat meminta
Semuanya atas ridho-MU ya Allah
Ampunilah dosa hambamu ini
Yang tak pandai mengendalikan diri...

Ya Allah... ku ingin merajai diri ini
Jadi raja di dalam jiwa ragaku ini
Ingin mengendalikan istana hati ini
Agar dapat melawan nafsu yang ada
Menumpas bisikan syeitan yang mengoda
Yang selalu mengintai-intai kelemahan manusia...

Ya Allah ya rabb bimbinglah hamba kejalan-MU
Menjadi manusia yang lebih berguna.....
Aamin ya rabbal alamin.........
Marilah kita sama-sama hijrah ke yang lebih baik dan berguna serta bermamfaat bagi orang-orang yang ada di sekeliling kita....
Secara bahasa, hijrah berarti berpindah, meninggalkan, berpaling, dan tak mempedulikan lagi. Hijrah mempunyai beberapa pengertian. Pertama, kaum Muslim meninggalkan negerinya yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan kafir. Kedua, menjauhkan diri dari dosa. Ketiga, permulaan tarikh Islam.

Hijrah dalam sejarah Islam biasanya dihubungkan dengan kepindahan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah. Dalam hubungan ini, hijrah berarti berkorban demi Allah, yaitu memutuskan hubungan dengan yang paling dekat dan dicintai demi tegaknya kebenaran, dengan jalan berpindah dari kampung halaman ke negeri orang lain.

Hijrah seperti ini seperti ini telah menjadi pusaka para rasul sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan terbukti telah menjadi babak pendahuluan bagi kebangkitan perjuangan. Dalam menjalankan tugas kerasulannya di Makkah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berhadapan dengan masyarakat jahiliah, yakni masyarakat pemeluk nilai-nilai warisan Nabi Ibrahim 'alaihi sallam, yang telah mereka selewengkan dari bentuk yang sebenarnya. Inti warisan itu adalah pengesaan terhadap Allah. Pada saat itu, penyembahan terhadap berhala dan perbuata syirik lainnya telah merusak ajaran tauhid.

Nama Allah, meskipun masih ada dalam kepercayaan mereka, telah tenggelam dalam nama-nama dan sesembahan lainnya. Kepercayaan semacam ini telah mengundang banyak pemeluknya untuk datang ke Ka'bh, demi menunaikan ibadah haji sambil berdagang. Sehingga, Makkah menjadi pusat perdagangan yang ramai dikunjungi para pengunjung.

Akibatnya, suku Quraisy, terutama para penguasa dan pemukanya, menjadi kaya. Ka'bah dan kepercayaan dipandang sebagai sumber utama kekayaan mereka pada akhirnya.Ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam memulai tugasnya dengan menekankan aspek keesaan Allah (tauhid), mereka segera membangkitkan sikap permusuhan terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersama para sahabatnya mendapat perlakuan buruk dan kasar dari orang-orang Quraisy yag masih kafir. Umat muslim dikejar-kejar dan dianiaya. Ketika melihat kondisi Makkah tak lagi aman bagi umatnya, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengizinkan sebagian pengikutnya untuk mencari keamanan di negeri Abessinia (Ethiopia), yang penduduknya beragama Nasrani, dan rajanya yag bernama Najasyi (Negus), yang dikenal adil dan bijaksana.

Pasca wafatnya Siti Khadijah dan Abu Thalib, ruang gerak Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk berdakwah di Makkah semakin sempit. Saat itu sudah sudah memasuki tahun ke-10 kenabian. Untuk menyelamatkan diri dari kekerasan dan kekejaman kafir Quraisy, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam Tha'if (sekitar 65 km dari Makkah). Namun, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam justru mendapatkan perakuan yang lebih buruk dan dilempari hingga terluka.

Setelah Perjanjian Aqabah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyiapkan Hijrah ke Yatsrib secara matang. Sebab, target utama kaum musyrik Makkah adalh menggagalkan hijrah kaum muslim. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyiapkan bekal, kendaraan, penunjuk jalan, strategi, dan rute yang akan ditempuh. Beliau juga meminta Abu Bakar ash-Siddiq dan seorang pemandu jalan yang bernama Abdullah bin Uraiqit untuk menemaninya

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan rumah pada malam hari di 27 Shafar tahun ke-13 kenabian, atau bertepatan dengan 12 atau 13 September tahun 622 Masehi. Perjalanan awal keluar Makkah justru menempuh jalan yang berlawanan dengan jalan menuju Madinah. Hal ini dimaksudkan untuk mengecoh para pengejar. Gua Tsur adalah tempat tujuan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.Di gua ini, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bermalam selama tiga hari. Kaum musyrik Quraisy sempat mengejar, tetapi keberadaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar di dalam gua tidak diketahui mereka.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam akhirnya tiba di Yatsrib pada Jum'at 12 Rabiul Awal di tahun yang sama. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam disambut penduduk Madinah dengan meriah...

Semoga hijrah yang di lakukan nabi muhammad saw dapat menjadi inspirasi buat kita semua untuk lebih bisa mengendalikan hawa nafsu pada diri kita. membuang jauh nafsu dan bisikan syeitan yang besoknya mencelakakan kita...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar